Menulis Buku Dari Karya Ilmiah


 

Narasumber    : Noralia Purwa Yunita,M.Pd.

Moderator       : Raliyanti.

Setelah sholat subuh hari ini,saya mencoba membuka Kembali materi yang di sampaikan oleh narasumber muda pinter yang smart,dialah Ibu Noralia Purwa Yunita,M.Pd. Dan ditemani oleh moderator hebat dan sabar Ibu Raliyanti.

Saya akan meresume materi yang di berikan beliau narasumber,apa yang saya fahami dan tangkap ilmu dari beliau.

Semoga di dalam menulis awal yaitu karya ilmiah.yang beliau sampaikan bisa menjadi sebuah buku.

Ibu Narasumber    sendiri adalah alumni kelas menulis dari grup 8, dan semenjak saat itu menyukai dunia kepenulisan.. Meskipun tidak seaktif bapak ibu hebat lainnya, namun saya masih cukup sering menulis untuk salah satu rubrik di sebuah majalah.(kata beliau).

 Berbicara masalah karya ilmiah, saya yakin pasti bapak ibu disini sudah pernah membuat karya ilmiah. Apa itu? Bagi yang lulusan S1, pasti pernah berjuang dengan yang namanya skripsi. Bagi yang melanjutkan pendidikannya lagi ke jenjang S2, akan meningkat lagi jenis karya ilmiahnya yaitu membuat tesis.

Lalu setelah menjadi guru, kita diberikan tuntutan untuk membuat satu jenis karya ilmiah lagi (sebagai penunjang kenaikan pangkat bagi ASN) yakni PTK, best practice, makalah tinjauan ilmiah, artikel ilmiah. Dari sini kita dapat melihat bahwa manfaat karya ilmiah hanya sebatas untuk memenuhi tuntutan tertentu saja.

 Misalkan bagi yang sedang kuliah S1, S2 atau S3 tujuannya semata hanya untuk memenuhi prasyarat agar dapat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, KTI sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak perpustakaan atau bahkan di gudang.

 

Begitupun bagi para guru. Karya tulis ilmiah yang telah dibuat, setelah mendapatkan penilaian AK, maka akan disimpan oleh penulis itu sendiri. Jika beruntung, maka karya tersebut akan diberikan kepada pihak sekolah masing-masing dan akhirnya akan menambah koleksi buku di perpustakaan.

 Padahal, jika kita mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan KTI tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

 Lantas, apakah kita rela jika karya yang sudah kita buat dengan usaha semaksimal mungkin, hanya kita sendiri yang menikmatinya atau hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya.


Akan sangat disayangkan apabila informasi dan data penting yang tertulis dalam karya tulis ilmiah,dari hasil riset yang telah kita lakukan tersebut hanya tergeletak begitu saja di perpustakaan dan tidak dapat tersampaikan kepada masyarakat luas atau tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas sebagai rujukan yang dapat memberikan solusi nyata.

Lantas bagaimana solusi nya? Ada satu solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubahnya menjadi sebuah buku.

Ada banyak manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, antara lain.

A. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

B. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

C. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.

D. Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

E. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku

 Lalu, bagaimana cara mengkonversi karya ilmiah ini menjadi sebuah buku? Karena tentunya sangatlah berbeda antara format penulisan buku dengan format karya ilmiah.

 Ini kebetulan juga saya sedang mengkonversi 2 karya tulis saya yang pernah saya tulis menjadi buku, jadi mungkin cara ini bisa digunakan oleh bapak ibu untuk membuat buku solo bapak ibu

 Sebelum saya memaparkan trik konversi Karya Tulis Ilmiah. menjadi buku, saya akan sedikit menyinggung mengenai perbedaan firman buku dan Karya Tulis Ilmiah, pada umumnya

 format buku :

1. judul

2. kata pengantar

3. prakata

4. daftar isi

5. isi buku

6.daftar Pustaka

7. sinopsis

8. profil penulis

 

Boleh ditambah daftar gambar, indeks,

 format Karya Tulis Ilmiah pada umumnya :

a- judul

b- lembar pengesahan

c- kata pengantar

d- halaman persembahan

e- daftar isi

f- pendahuluan

g- tinjauan Pustaka

h- metode penelitian

i- pembahasan

j- kesimpulan

k- daftar Pustaka

l- lampiran

 

CARA KONVERSI KARYA TULIS ILMIAH menjadi buku yaitu :

A. Ubah judul

Biasanya, judul KTI menggunakan bahasa ilmiah,  kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. Paling tidak maksimal 5-6 kata.

Sebagai contoh, judul Skripsi "Efektivitas metode SEM berbasis Mind Map untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa mata pelajaran Kimia kelas X SMA".

Ketika diubah menjadi judul buku, menjadi :

" Mudah belajar Sains dengan metode SEMMI ".

 

lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah yang telah dibuat

. Ubah daftar isi

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2 landasan teori

Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika

Bab 4 hasil dan pembahasan

Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

 

Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

Bab 1 (why) menjelaskan pentingnya, alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran. Masalah pembelajaran Sains selama ini, dll

Bab 2 (APA) enjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan

Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

 Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

Sebagai contoh jika bab 2 KTI yang merupakan landasan teori ternyata berisi

2.1. hasil belajar

2.2. media pembelajaran

2.3. Modul

2.4. metode pembelajaran

2.5 pembelajaran berbasis riset

 

ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu

Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku

Bab 2 TEORI BELAJAR

2.1. belajar

2.2. permasalahan dalam pembelajaran

2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku

Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian media

3.2. jenis media

3.3. manfaat media

Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku

Bab 4 mengenal modul

4.1.pengertian modul

4.2. karakteristik modul

4.3.sistematika modul

4.4. kelebihan modul

dan seterusnya.

 Berikan pengetahuan baru yang terkait dengan isu sekarang. Sebagai contoh, mind map dikaitkan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C yaitu Communications, collaboration, creativity, dan critical thinking. Atau dapat juga dihubungkan mind map sebagai sebuah media efektif dalam pembelajaran di masa pandemi yang notabene jam mata pelajaran dipangkas sehingga guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua KD yang ada

 Boleh menampilkan hasil penelitian tetapi jangan terlalu banyak. Hasil yang ditulis hanya data penelitian yang penting saja

 Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

 Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya

 Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit

 Agar tidak dikatakan self plagiarisme, sebaiknya kita tidak hanya sekedar copy paste karya tulis ilmiah kita untuk dijadikan buku. Kita tetap menulis ulang setiap kalimat yang ada, namun dengan tidak mengubah arti dari kalimat yang ada di karya tulis ilmiah asli.

Teknik parafrasa akan membantu penulis ketika ingin menuliskan ulang karya tulis ilmiah nya menjadi buku

 Dengan demikian, membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan karya tulis ilmiah yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga karya tulis ilmiah  versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan Karya Tulis ilmiah aslinya

Demikian resume dari ibu Nara sumber yang masih muda dan pintar .

Semoga ilmu yang beliau berikan sebagai ladang amal untuk tabungan terbaik di sisi Allah SWT ,yang akhirnya menjadi terbaik untuk di bumi Ketika beliau bertugas dan pemberat timbangan mizan di akherat kelak ….aamiin ya Robbal alamin………….

Komentar

  1. Subhanalloh, tulisan yang inspiratif dan mencerahkan.

    BalasHapus
  2. Tulisan yang komplit buu. Salam literasi..

    Monggo mampir yaa bu

    https://yandrinovitasari.blogspot.com/2022/01/menyulap-karya-ilmiah-menjadi-sebuah.html?m=1

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Guru Inspiratif

Mengelola Taman Bacaan

Ide Menulis bagi guru